Wednesday, March 17, 2010

Abah Yang Ku Sayangi

Di matamu,
masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat dikeningmu
Kau nampak tua dan lelah,
keringat mengucur deras

Namun kau tetap tabah
Meski nafasmu kadang tersengal
Memikul beban yang makin sarat
Kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti

Hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu
Gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar

Legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gementar
Kau tetap setia Abah

Dalam hening sepi ku rindu
Untuk menuai padi milik kita
Kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban…

0 comments:

Post a Comment