Di matamu,
masih tersimpan selaksa peristiwa
Benturan dan hempasan terpahat dikeningmu
Kau nampak tua dan lelah,
keringat mengucur deras
Namun kau tetap tabah
Meski nafasmu kadang tersengal
Memikul beban yang makin sarat
Kau tetap bertahan
Engkau telah mengerti
Hitam dan merah jalan ini
Keriput tulang pipimu
Gambaran perjuangan
Bahumu yang dulu kekar
Legam terbakar matahari
Kini kurus dan terbungkuk
Namun semangat tak pernah pudar
Meski langkahmu kadang gementar
Kau tetap setia Abah
Dalam hening sepi ku rindu
Untuk menuai padi milik kita
Kerinduan tinggal hanya kerinduan
Anakmu sekarang banyak menanggung beban…
Wednesday, March 17, 2010
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Blog Archive
-
▼
2010
(18)
-
▼
March
(18)
- Saat Kau Mengenal Dia
- Bawalah Aku Ke Dalam Mimpi Mu
- Tanya Air Mata
- LUKA YANG MEMBEKAS
- Kerinduan
- Hanya Tangisan Kecewa
- Abah Yang Ku Sayangi
- Rindu Setengah Mati
- Cinta Tak Hanya Diam
- Dirimu tak terganti
- Jangan Biarkan Ku Mengerti
- Indahnya Sang Mentari
- Walau Raga Kita Terpisah Jauh
- Tangisan Darah
- Kau Diam Tanpa Kata
- Pengorbanan Umi
- Walau Seribu Derita
- Dulu Aku Kau Puja
-
▼
March
(18)
0 comments:
Post a Comment